UJUNG KULON
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Daftar Warisan Dunia | |
![]() | |
Tipe | Alam |
Kriteria | vii, ix |
Nomor identifikasi | 608 |
Kawasan UNESCO | Asia Pasifik |
Tahun pengukuhan | 1991 (sesi ke-15) |
Taman Nasional Ujung Kulon | |
---|---|
IUCN Kategori II (Taman Nasional)
| |
Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon | |
Letak | Jawa, Indonesia |
Koordinat | 6°44′48″LU 105°20′1″BTKoordinat: 6°44′48″LU 105°20′1″BT |
Luas | 122.956 Ha |
Didirikan | 1980 |
Pengunjung | 12.000-an (tahun 2014[1]) |
Pihak pengelola | Kementerian Kehutanan Republik Indonesia |
Situs Warisan Dunia | 1991 |
Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan taman nasional ini pada mulanya meliputi wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Pulau Handeuleumdan Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Kawasan taman nasional ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443 km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari Semenanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.
Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCOpada tahun 1991, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.
Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan.
Tiket masuk ke Taman Nasional ini dapat diperoleh di kantor Balai Taman Nasional di Labuan atau di pos Tamanjaya. Fasilitas penginapan terdapat di desa Tamanjaya, Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang.
Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis.
Komentar
Posting Komentar